Jumat, 21 Mei 2010

Si Kancil dan Siput

Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.

Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.

Siput“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.

Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.

Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.

Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”

Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.

Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.

Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.

Istana Bunga

Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orangtua mereka itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna selalu menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan.

Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah bundanya, "Ayah dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?!"
Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putra mereka itu.
"Jangan mengatur orangtua! Karena kau telah berbuat salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana ini!" usir Raja.
Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, lalu menangis memohon kepada ayah bundamya, "Jangan, usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi!"



Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka mengembara. Menyamar menjadi orang biasa. Mengubah nama menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Mereka pun mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan ilmu itu untuk menyadarkan kedua orangtua mereka.

Keduanya sampai di sebuah gubug. Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka mencoba mengetuk pintu.
"Silakan masuk, Anak Muda," sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-cucu bekas muridnya. Namun kakek itu sengaja pura-pura tak tahu. Kusmantoro mengutarakan maksudnya, "Kami, kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada Panembahan."

Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro. Namun karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya.
Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu.



Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua. "Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah kalian melaksanakan satu amalan."
"Amalan apa itu, Panembahan?" tanya Kusmantari.
"Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu, kedua orang tua mereka."



Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamaran mereka terbuka.
"Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka. Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati," pesan Panembahan Manraba.



Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan kejujuran.



Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan.
"Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini."
Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di istana."



Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang tua mereka yang berbaring lemah itu.

Puteri Rauna lalu meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada ayah ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Panembahan. Dan menanamnya di taman mereka. Sehingga istana mereka dikenal dengan nama Istana Bunga. Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.

Bawang Merah dan Bawang Putih

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.

Tak Cukup Hanya Cinta

“Sendirian aja dhek Lia? Masnya mana?”, sebuah pertanyaan tiba-tiba mengejutkan aku yang sedang mencari-cari sandal sepulang kajian tafsir Qur’an di Mesjid komplek perumahanku sore ini. Rupanya Mbak Artha tetangga satu blok yang tinggal tidak jauh dari rumahku. Dia rajin datang ke majelis taklim di komplek ini bahkan beliaulah orang pertama yang aku kenal disini, Mbak Artha juga yang memperkenalkanku dengan majelis taklim khusus Ibu-ibu dikomplek ini. Hanya saja kesibukan kami masing-masing membuat kami jarang bertemu, hanya seminggu sekali saat ngaji seperti ini atau saat ada acara-acara di mesjid. Mungkin karena sama-sama perantau asal Jawa, kami jadi lebih cepat akrab.

“Kebetulan Mas Adi sedang dinas keluar kota mbak, Jadi Saya pergi sendiri”, jawabku sambil memakai sandal yang baru saja kutemukan diantara tumpukan sandal-sendal yang lain. “Seneng ya dhek bisa datang ke pengajian bareng suami, kadang mbak kepingin banget ditemenin Mas Bimo menghadiri majelis-majelis taklim”, raut muka Mbak Artha tampak sedikit berubah seperti orang yang kecewa. Dia mulai bersemangat bercerita, mungkin lebih tepatnya mengeluarkan uneg-uneg. Sebenarnya aku sedikit risih juga karena semua yang Mbak Artha ceritakan menyangkut kehidupan rumahtangganya bersama Mas Bimo. Tapi ndak papa aku dengerin aja, masak orang mau curhat kok dilarang, semoga saja aku bisa memetik pelajaran dari apa yang dituturkan Mbak Artha padaku. Aku dan Mas Adi kan menikah belum genap setahun, baru 10 bulan, jadi harus banyak belajar dari pengalaman pasangan lain yang sudah mengecap asam manis pernikahan termasuk Mbak Artha yang katanya sudah menikah dengan Mas Bimo hampir 6 tahun lamanya.

“Dhek Lia, ndak buru-buru kan? Ndak keberatan kalo kita ngobrol-ngobrol dulu”, tiba-tiba mbak Artha mengagetkanku. ” Nggak papa mbak, kebetulan saya juga lagi free nih, lagian kan kita dah lama nggak ngobrol-ngobrol”, jawabku sambil menuju salah satu bangku di halaman TPA yang masih satu komplek dengan Mesjid.

Dengan suara yang pelan namun tegas mbak Artha mulai bercerita. Tentang kehidupan rumah tangganya yang dilalui hampir 6 tahun bersama Mas Bimo yang smakin lama makin hambar dan kehilangan arah.

“Aku dan mas Bimo kenal sejak kuliah bahkan menjalani proses pacaran selama hampir 3 tahun sebelum memutuskan untuk menikah. Kami sama-sama berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja dalam hal agama”, mbak Artha mulai bertutur. “Bahkan, boleh dibilang sangat longgar. Kami pun juga tidak termasuk mahasiswa yang agamis. Bahasa kerennya, kami adalah mahasiswa gaul, tapi cukup berprestasi. Walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin tidak meninggalkan sholat. Intinya ibadah-ibadah yang wajib pasti kami jalankan, ya mungkin sekedar gugur kewajiban saja. Mas Bimo orang yang sabar, pengertian, bisa ngemong dan yang penting dia begitu mencintaiku, Proses pacaran yang kami jalani mulai tidak sehat, banyak bisikan-bisikan syetan yang mengarah ke perbuatan zina. Nggak ada pilihan lain, aku dan mas Bimo harus segera menikah karena dorongan syahwat itu begitu besar. Berdasar inilah akhirnya aku menerima ajakan mas Bimo untuk menikah”.

“Mbak nggak minta petunjuk Alloh melalui shalat istikharah?”, tanyaku penasaran. “Itulah dhek, mungkin aku ini hamba yang sombong,untuk urusan besar seperti nikah ini aku sama sekali tidak melibatkan Alloh. Jadi kalo emang akhirnya menjadi seperti ini itu semua memang akibat perbuatanku sendiri”

“Pentingnya ilmu tentang pernikahan dan tujuan menikah menggapai sakinah dan mawaddah baru aku sadari setelah rajin mengikuti kajian-kajian guna meng upgrade diri. Sejujurnya aku akui, sama sekali tidak ada kreteria agama saat memilih mas Bimo dulu. Yang penting mas Bimo orang yang baik, udah mapan, sabar dan sangat mencintaiku. Soal agama, yang penting menjalankan sholat dan puasa itu sudah cukup. Toh nanti bisa dipelajari bersama-sama itu pikirku dulu. Lagian aku kan juga bukan akhwat dhek, aku Cuma wanita biasa, mana mungkin pasang target untuk mendapatkan ikhwan atau laki-laki yang pemahaman agamanya baik”, papar mbak Artha sambil tersenyum getir.

Senin, 17 Mei 2010

Tugas ke 5 membuat kesimpulan

Kesimpulan Bni Mobile
Mobile Banking (biasa dikenal dengan M-Banking) adalah suatu istilah yang digunakan untuk melakukan check saldo, transaksi, pembayaran dan sebagainya melalui sarana perangkat seluler seperti telepon seluler. Salah satu pengguna mobile banking adalah consumer bank. Kelebihan sistem manajemen perbankan berbasis komputer sangat praktis, mudah dan cepat. Sistem ini juga sangat mudah digunakan oleh banyak pihak di antaranya pihak administrasi, pihak manajemen, karyawan, maupun tamu.

Kelebihan lainnya dari mobile banking menurut pakar multimedia Roy Suryo menilai jaringan m-banking menggunakan sistem pengamanan ganda atau berlapis, yaitu dari operator yang menyediakan infrastruktur jaringan seluler serta dari jaringan sistem perbankan itu sendiri. Sehingga tidak usah khawatir akan penggunaannya.

Selasa, 11 Mei 2010

Tugas 4

Kendala yang dihadapi dalam implementasi BNI mobile yaitu :

1. Tidak tersedianya jaringan pada tempat yang ingin memakai BNI mobile
2. Orang-orang desa yang tidak tahu akan tehknologi yang semakin maju.
3. System informasi yang dapat diakses oleh public masaih amat sangat terbatas
4. Kurangnya ketersediaan sumber dana dan sumber daya manusia yang memadai(orang yang ahli)
5. Interkoneksi keinternet masih sangat sederhana.

Cara mengatasi kendala dalam implementsi BNI mobile yaitu:
1. Sebagai pihak nasabah harus sering mendapatkan pelatihan atau tutorial mengenai BNI mobile tersebut.
2. Memberikan penyuluhan terhadap orang-orang desa
3. Pihak bank harus memberikan informasi mengenai BNI mobile yang baru terhadap nasabah bank supaya pihak nasabah tidak merasa dirugikan akan kurangnya informasi.

Selasa, 13 April 2010

TUGAS 3

Praktik Mobile Banking Pada Consumer Bank


Bisnis consumer banking didefinisikan sebagai layanan perbankan kepada perseorangan. Bisnis ini berkembang pesat sejak krisis ekonomi melanda Indonesia. Hal ini dipicu oleh banyaknya pelaku ekonomi yang mengalami masalah serius dengan kondisi keuangannya (financial distress).

Merupakan sebuah dampak dari banyaknya eksposur pinjaman bermasalah (non performing loan/NPL) hingga pinjaman macet (bad debt) dari obligor besar yang nilainya mencapai ratusan triliun rupiah sampai saat ini masih direstrukturisasi oleh perbankan sendiri maupun Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Bank-bank saat ini sedang berupaya untuk mencapai kepercayaan dari konsumen. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan teknologi. Peranan teknologi yang tumbuh pesat pada saat ini, harus dimanfaatkan secara cermat dan tepat. Berbagai teknologi menyediakan terobosan-terobosan baru yang bisa digunakan oleh bank dalam usahanya untuk selalu meningkatkan kualitas layanan yang ada.

Mobile Banking (biasa dikenal dengan M-Banking) adalah suatu istilah yang digunakan untuk melakukan check saldo, transaksi, pembayaran dan sebagainya melalui sarana perangkat seluler seperti telepon seluler. Salah satu pengguna mobile banking adalah consumer bank. Kelebihan sistem manajemen perbankan berbasis komputer sangat praktis, mudah dan cepat. Sistem ini juga sangat mudah digunakan oleh banyak pihak di antaranya pihak administrasi, pihak manajemen, karyawan, maupun tamu.

Kelebihan lainnya dari mobile banking menurut pakar multimedia Roy Suryo menilai jaringan m-banking menggunakan sistem pengamanan ganda atau berlapis, yaitu dari operator yang menyediakan infrastruktur jaringan seluler serta dari jaringan sistem perbankan itu sendiri. Sehingga tidak usah khawatir akan penggunaannya.

Selain itu terdapat pula kelemahan dari mobile banking, menurut pakar Internet Onno W. Purbo menyatakan bahwa bahaya keamanan m-banking justru datang dari aspek non teknis. Bahaya tersebut akan datang ketika orang lain dalam hal ini pihak ketiga mengetahui nomor PIN pengguna mobile banking.

Sebagai contoh persaingan mobile banking adalah Bank Mandiri kini sudah melakukan terobosan spektakuler dengan meluncurkan layanan transfer antar bank via SMS.

Tujuannya, untuk memenuhi harapan nasabah yang mengidamkan pelayanan secara cepat, aman, dan nyaman dalam bertransaksi. Bahkan, layanan dengan label SMS Banking Mandiri itu sudah diaplikasikan di hampir semua operator GSM yang ada di Indonesia. Berdasarkan catatan, ada 15 bank yang menjadi tujuan transfer nasabah Bank Mandiri, yaitu BCA, Citibank, Permata, BNI, Lippo, BRI, Niaga, ABN Amro, BTN, BII, Standard Chartered, Danamon, Bank Syariah Mandiri, HSBC, dan Deutch Bank.

Seakan tak mau ketinggalan, Bank Central Asia (BCA) pun terus melakukan terobosan dalam melakukan penetrasi pasar dan mendongkrak kinerja produk layanan mobile BCA atau kondang disebut m-BCA. Sejak digulirkan pada 2001, segudang program pemasaran m-BCA terus digelontorkan di seluruh Indonesia yang melibatkan hampir semua operator telepon seluler seperti Indosat dan Telkomsel.

Yang teranyar adalah bersama operator telepon seluler PT Exelcomindo Pratama (XL) menggelar sebuah exhibition di 14 kantor cabang utama BCA se-Jabotabek. Bagi BCA, mobile banking adalah salah satu wujud pelayanan masa ' depan BCA, disamping internet banking dan phone banking. Dengan m-BCA, tambah Stephen, BCA tetap dapat melayani nasabah kapan pun dan dimana pun nasabah berada, selama dalam jangkauan GSM. "Dengan demikian kebutuhan nasabah akan layanan perbankan dapat terpenuhi tanpa terbatas waktu," tandas dia.

Berkat kegigihan BCA dalam mengembangkan pelayanannya, ia mendapatkan kategori terbaik dalam mobile banking pada malam penganugerahan Consumer Banking Excellence (CBE) Award 2007 pada tanggal 8 Oktober 2007. Anugrah ini diberikan kepada bank-bank atas inovasi mereka dalam produk dan layanan Consumer Banking.

Mobile banking akan membawa revolusi terhadap cara bergaul dengan keluarga dan tetangga, cara berbisnis, cara memperoleh hiburan, cara mengelola keuangan, dan lain-lain. Mobile banking dipandang dari sisi bisnis dikenal dengan terminologi mobile business (m-bussiness) dan dari m-business inilah lahirlah apa yang disebut mobile commerce (m-commerce).

Aplikasi dari mobile banking akan meningkatkan daya tawar bank kepada nasabah sehingga ketersediaan mobile banking memberikan nilai lebih bagi consumer bank.


Persaingan Produk Tabungan Pada Perbankan
Jumat, 12 Oktober 2007 18:00 WIB

(Vibiznews – Consumer Banking) - Lippo bank adalah bank devisa papan atas dengan berbagai produk tabungan seperti Tahapan Lippo, Tahapan Lippo Yunior, Super Savings dan Star Savings. Tidak hanya Lippo bank, bank-bank lain seperti BRI meluncurkan tabungan simpedes yang berhadiah barang.Simpedes menjadi terobosan yang berhasil menjaring dana masyarakat saat itu. Kemudian BCA yang mengeluarkan produk tabungan berhadiah Tahapan dengan hadiah utama uang dengan jumlah yang spektakuler kemudian ada lagi Primadana (PT.Bank Danamon Indonesia ) ,Taplus ( Bank Negara Indonesia 1946).

Perbankan diijinkan menerbitkan 3 produk tabungan, yaitu :

- Saving / tabungan yang bisa disetor-tarik setiap saat dengan menggunakan slip
penarikan dan slip setor.
-Time Deposit/Deposito merupakan simpanan dengan jangka waktu tertentu
- Current Account/ rekening giro, hanya bisa ditarik dengan Cek atau Bilyet Giro.

Pola persaingan perbankan semakin ketat. Hal ini diprofokatori dengan insentif bagi para Marketing Officer. Perang produk tabungan hadiah ini menandakan terjadinya :
1.Kanibalisme produk : Dalam rangka mengejar hadiah, atas saran Marketing officer tidak jarang para deposan diminta mengalihkan dana deposito ke tabungan dengan tujuan untuk kumpulkan point undian dengan harapan bisa meraih hadiah utama
2. Kerancuan produk : Nasabah rekening giro berupaya mendapatkan hasil yang lebih besar karena jasa giro umumnya lebih kecil dibanding bunga tabungan. Nasabah rekening giro lebih suka memarkir dananya di rekening tabungan. Kerancuan terjadi karena meskipun sama-sama bisa ditarik setiap saat tetapi dana di tabungan berbeda sifat dengan rekening giro.

3.Data Tabungan berpotensi tidak akurat.
Hal ini dikarenakan bank menawarkan pada nasabah fasilitas standing instruction
untuk melakukan pemindah bukuan dana secara otomatis baik dari tabungan ke
rekening giro saat nasabah ada penarikan Giro Bilyet maupun Cek ataupun sebaliknya
dari rekening giro ke tabungan saat ada kelebihan dana direkening giro .
4. Extra Cost
Peningkatan service perbankan melalui penyediakan ATM,phone banking,online
system disisi lain terdapat biaya yang harus ditanggung nasabah .Disinilah muncul biaya administrasi yang tidak jarang menjadi memberatkan karena dibebankan secara prorata .

Beberapa solusi yang ditawarkan bagi keempat masalah diatas antara lain :
1. Bank Indonesia harus melakukan renovasi,melakukan pembaharuan dengan menata ulang dan pengawasan produk perbankan agar situasi kanibalisme dan kerancuan produk tidak terus berlanjut.

2. Bank Indonesia perlu melakukan pengawasan terhadap hadiah yang berpotensi berlebihan untuk menghindari persaingan yang tidak sehat dimana pada akhirnya nasabah kebanyakan yang akan dirugikan.
3. Perbankan ditunjang dengan systemnya yang canggih perlu kreatif ciptakan produk yang layak untuk masing-masing segmen pasar yang dibidik.Sebagai contoh: untuk
pengusaha diciptakan rekening giro yang kompetitif,dengan jasa giro yang fair.

TUGAS 2

Implementasi Sistem Pengaman Perbankan


Jika bank ingin mengetahui warna mobil barumu pada saat membayarkan taggihan menggunakan fasilitas perbankan online, ini adalah bagian pendekatan untuk mejamin keamanan dari online banking nencakup meyakinkan computer yang digunakan atau mungin juga menggunakan detektor suara.

Ini biasa disebut dengan multi-factor authentication dan diciptakan untuk memverifikasi identitas seseorang. Perkembangan online banking dan kejahatan yang terjadi terkait dengan online banking mencakup pencurian kode- konsumen dan institusi keuangan berupaya mencari solusi terbaik.

Perbankan di Kanada mengimplementasikan multi-factor authentication bagi pelaksanaan internet banking. Salah satu pengadopsinya adalah TD Bank Financial Group, yang memperkenalkan EasyWeb IdentificationPlus. Pada system baru ini konsumen akan diberikan pertanyaan dan menyediakan jawaban sebanyak lima. Hal ini untuk mencegah penyalahgunaan.

Manakala konsumen dihadapi pada transaksi dengan risiko tinggi atau memasuki EasyWeb dari computer yang bukan biasanya, dia akan menanyakan beberapa pertantanyaan spesifik yang harus dijawab umunya menyangkut silsilah keluarga.

Bank HSBC memperkenalkan prosedur yang sama tetapi didak mempermasalahkan komputer mana yang digunakan. Mengkombinasikan password dengan pertanyaan adalah sangat populer bagi multi-factor authentication technique online. Pada Bank of Montreal melakukan scaning wajah sebagai pengaman.

Pengamanan yang sama juga terjadi pada mobile banking. Meskipun hal ini adalah hal yang masih baru, tetapi juga sangat rawan terjadinya penyalahgunaan. Biometrik (identifikasi melalui karakter fisik seperti tangan) adalah multi-factor authentication. Institusi keungan menggunakannya sebagai kontrol akses pada fasilitas fisik.

Pembuatan automated teller machines adalah eksperimen dengan pembacaan karakter fisik. Biasanya ATM menggunakan dua bentuk pengaman pertama adalah menggunakan kartu ATM dan kedua adalah menggunakan password. Jangan sekali-kali menggunakan tanggal lahir sebagai password. Bank umumnya menginstal software yang melakukan monitor apa yang konsumen ketik.

Bagi telephone banking, system pengamanan yang biasa dilakukan adalah identifikasi suara.Tetapi, terkadang keakuratan dari identifikasi suara sedikit kurang karena mudah ditirukan.

Semoga melalui implementasi sistem pengaman pada perbankan, segala masalah pencurian dapat teratasi.


Banknote Sebagai Alat Pembayaran
Kamis, 25 Oktober 2007 17:50 WIB

(Vibiznews – Banking) – Banknote adalah jenis dari instrument keuangan, promissory note yang dibuat oleh bank dibayarkan kepada pemegang surat, biasa digunakan sebagai uang, secara yuridis digunakan sebagai tender legal. Banknote mencerminkan bentuk kas pada keuangan modern.

Pada umumnya, nilai uang ditentukan oleh nilai interinsik dari material yang digunakan, seperti perak dan emas. Menyimpan uang dalam bentuk logam terkadang berbahaya. Sebagai alternative adalah diterbitkannya banknote. Pada term keuangan , note adalah janji untuk membayarkan uang, sehingga banknote dapat digunakan sebagai alat untuk transaksi keuangan.

Material yang digunakan pada banknotes

1. Paper Banknotes

Kebanyakan banknotes terbuat dari 80-90 gram kertas dicampur dengan linen, abaca, atau bahan lainnya sehingga tahan air dan sinar ultraviolet. Beberapa diantaranya membuat banknote sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya duplikasi oleh pihal yang tidak berwenang.


2. Polymer banknotes
Indonesia menggunakan banknotes dengan jenis polymer banknotes. Polymer banknotes dibuat untuk meningkatkan

The first Australian polymer banknote, the 1988 $10 commemorative issue

Polymer banknotes were developed to improve daya tahan dan mencegah terjadinya pemalsuan melalui perbaharuan fitur menggunakan variabel optik sehingga sulit untuk direproduksi. Problem yang dihadapi adalah menggunakan polymer biasanya cepat kusut dan kurang tahan. Beberapa negara seperti Thailand mengganti penggunaan polymer menjadi paper material.

Sabtu, 27 Februari 2010

Perjuangan Pohon Bambu

Aku Mencintai mu Gengan Sederhana

Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana

Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.

Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”

Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.

Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.

Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.

Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.

Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.

Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.

”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.

”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.

Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.

Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.

Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.

”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.

Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.

Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.

Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.

”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.

Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?

Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?

Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.

Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.

Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.

Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Lewat kata yang tak sempat disampaikan

Awan kepada air yang menjadikannya tiada

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *

For vieny, welcome to your husband’s heart.

Malin Kundang

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga yang memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya.

Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata. Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tibatiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang.

Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak.

Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya. Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya.

Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

HIKMAH: Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya, apalagi jika sampai menjadi seorang anak yang durhaka. Durhaka kepada orangtua merupakan satu dosa besar yang nantinya akan ditanggung sendiri oleh anak.

Emas Dan Batu

Sejarah Kertas

Kertas pertama kali diciptakan oleh bangsa Cina. Tsai Lun adalah orang yang menemukan kertas yang dibuat dari bahan bambu yang mudah didapatkan di Cina pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini kemudian menyebar ke Jepang dan Korea seiring dengan menyebarnya bangsa Cina ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu, walaupun sebenarnya cara pembuatan kertas pada awalnya merupakan hal yang sangat dirahasiakan.

Teknik pembuatan kertas jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi. Para tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang arab, sehingga kemudian muncullah industri-industri kertas disana.

Teknik pembuatan kertas kemudian juga menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan Spanyol dan ke seluruh dunia.

Ibu

Ibu.....

Kau yang melahirkanku

Merawatku hingga kecil sampai dewasa

Mendidikku hingga diriku telah dewasa



Ibu....

Bila aku sakit kau merawatku dengan penuh kasih sayang

Bila aku terjatuh kau mengobatiku dengan kasih sayang

Aku sayang engkau... Ibu

Pengantar susu Bertopi Merah

Pengantar Susu Bertopi Merah

Bertopi MerahSebuah sepeda berhenti di depan rumah Shasa. Pengemudinya yang bertopi merah mengambil sesuatu dari kotak yang terikat di boncengan sepeda. Dua kantong susu kedelai diulurkan ke arah Shasa yang kebetulan sedang berdiri di halaman luar rumahnya.

“Loh, kok bukan Bang Momo yang mengantar susu?” tanya Shasa manakala dilihatnya pengantar susu itu bukanlah orang selama ini mengantar susu kedelai ke rumah Shasa.

“Sekarang setiap hari Sabtu dan Minggu khusus untuk sektor perumahan ini saya yang mengantar,” pengantar susu itu menjelaskan dengan nada suara yang terdengar sedikit gugup. Letak topinya membuat wajahnya tidak terlihat jelas.

Shasa tidak bertanya lebih lanjut. Dibawanya dua buah kantong susu kedelai itu ke dalam rumah. Sekilas dilihatnya pengantar susu itu memandangnya namun buru-buru memalingkan wajahnya ketika mereka bertatapan. Shasa yang baru saja akan melangkah ke dalam rumah mendadak berpaling ketika didengarnya pengantar susu itu mengatakan sesuatu. Shasa mengerutkan keningnya. Kok sepertinya dia tadi mendengar pengantar susu itu berpamitan dengan memanggil namanya ya? Atau itu hanya perasaannya saja?

Esok harinya, pengantar susu itu datang tepat ketika Shasa sedang menyapu daun-daun pohon mangga yang berguguran.

“Ana, ini susunya!” sapaannya membuat Shasa menolehkan kepalanya.

“Kok kamu tahu namaku?” tanyanya heran. Hampir semua temannya memanggilnya Shasa. Hanya beberapa orang saja yang memanggilnya Ana.

“Eh, oh, ngg.. anu.. aku.. aku diberitahu Bang Momo,” jawabnya gugup.

Shasa menerima susu yang diulurkannya. Anak itu menundukkan kepalanya dan terburu-buru memutar sepedanya dan mengayuh menjauh. Shasa menatap laju sepeda yang menjauhinya sambil sibuk berfikir-fikir. Rasa-rasanya ia seperti mengenal pengantar susu itu tapi dimana ya? Hmm.. ia harus menunggu sampai tiba hari Sabtu untuk bisa bertemu pengantar susu itu. Bukankah kemarin ia mengatakan bahwa ia hanya mengantar susu setiap hari Sabtu dan Minggu?

Hari Sabtu minggu berikutnya, Shasa sedang bersepeda bersama papa ketika sebuah sepeda melaju mendahuluinya. Sepeda pengantar susu! Cepat-cepat Shasa mengayuh sepedanya. Berusaha agar ia bisa tiba di rumah bersamaan dengan si pengantar susu. Namun rupanya pengantar susu itu tahu niat Shasa. Ia mengayuh sepedanya semakin cepat.

Mama yang berada di luar pagar menatap heran ketika dua buah sepeda berhenti hampir bersamaan. Pengemudinya sama-sama terengah-engah.

“Loh, ada apa ini? Balapan sepeda?” tanya mama heran. Rupanya mama memperhatikan peristiwa yang terjadi sejak dari ujung jalan.

“Ini.. ini.. susunya, Tante,” kata pengantar susu itu masih dengan nafas memburu. Setelah mama mengambil susu yang disodorkannya, buru-buru ia menaiki sepedanya.

“Hei, tunggu dulu, nama kamu siapa?” Shasa bertanya.

Bukannya menjawab, pengantar susu itu mengayuh sepedanya dengan terburu-buru.

“Ada apa sih, Sha?” tanya mama bingung.

“Rasa-rasanya Shasa kenal dia, Ma, tapi dimana ya?” Shasa menjawab setengah bergumam sambil mengernyitkan keningnya.

“Kalau tidak salah, Bang Momo pernah bercerita kalau ia mempunyai seorang adik yang tinggal bersama neneknya di kampung halaman mereka. Mungkin dia itu adiknya Bang Momo yang sekarang tinggal disini,” kata Mama.

Shasa mendengarkan kata-kata mama sambil sibuk menggali ingatannya kenapa rasanya ia mengenal pengantar susu itu.

Esok paginya, Shasa sedang berdiri memperhatikan pohon sirsak yang sedang berbuah ketika terdengar seruan yang bernada peringatan.

Ulat Bulu“Awas, Na, ada ulat bulu di bajumu.”

“Hah?! Ulat?! Hiii..” kontan Shasa berteriak-teriak sambil melompat-lompat.

Mama dan papa yang mendengar teriakannya bergegas menghampiri. Namun mereka keduluan pengantar susu yang dengan sigap menepis ulat bulu itu dari baju Shasa di bagian belakang dengan menggunakan daun kering.

“Sudah.. sudah.. ulatnya sudah tidak ada,” kata mama berusaha menenangkan Shasa.

“Ulatnya sudah kabur, Na,” pengantar susu itu tersenyum melihat tingkah Shasa.

Sekilas lesung pipinya terlihat. Shasa yang masih melompat-lompat kegelian tertegun. Dilihatnya pengantar susu itu memutar arah sepedanya dan mulai mengayuh menjauh.

Keesokan harinya ketika jam istirahat sekolah tiba, Shasa menghampiri Idham yang asyik mendengarkan cerita Fabian sambil tersenyum.

“Hai..” sapanya. Kedua anak itu menoleh dengan terkejut terutama Idham.

“Makasih ya, kemarin kamu sudah menolongku dari ulat bulu.” Kata-kata Shasa membuat anak itu tertegun. Lesung pipinya yang sebelumnya terlihat mendadak hilang.

Shasa cekikikan. “Yang mengantar susu ke rumahku hari Sabtu dan Minggu itu kamu kan?”

“Bagaimana kamu bisa tahu?” tanyanya pelan. Fabian hanya terdiam kebingungan.

“Ya tahu dong.. Tidak banyak yang memanggilku dengan nama panggilan Ana. Hampir semua teman-temanku mengikuti nama panggilanku di rumah. Lagipula diantara yang sedikit itu hanya kamu yang mempunyai lesung pipi.”

Idham hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia memang belum lama pindah sekolah setelah sebelumnya ia tinggal bersama neneknya.

Susu KedelaiSebenarnya tugas mengantar susu kedelai adalah tugas kakaknya. Ia sendiri yang berinisiatif menggantikan tugas kakaknya setiap hari Sabtu dan Minggu.

Tak dinyana salah satu pelanggan susu kedelai buatan ibunya adalah teman sekelasnya.

Dilihatnya Anastasia Shafarina tersenyum penuh kemenangan. Gara-gara salah panggil nama, ketahuan deh identitas pengantar susu bertopi merah…

BNI MOBILE

BNI Mobile dari BNI Taplus

Mudahnya transaksi perbankan dari ponsel Anda
BNI Mobile adalah fasilitas layanan perbankan melalui handphone, dengan teknologi Java Application yang memudahkan Anda untuk melakukan transfer dana, bayar tagihan dan isi ulang pulsa, serta mengecek saldo dan mutasi seluruh rekening yang Anda miliki dalam 1 CIF (Customer Information File) berupa Tabungan, Giro, Deposito, dan Pinjaman. Layanan ini bisa diakses melalui ponsel Anda, apapun operatornya tanpa perlu ganti Sim Card (tahap pertama semua provider GSM).
Cara mudah menjadi User BNI Mobile:
1. Lakukan registrasi melalui BNI ATM, dengan langkah sbb :
a. Di menu utama BNI ATM pilih menu “Registrasi E-Channel”
b. Pilih “BNI Mobile”
c. Masukkan nomor ponsel Anda,dan buat PIN BNI Mobile Anda (6 angka)
d. Registrasi dan aktivasi selesai. Anda akan menerima receipt ATM sebagai bukti Registrasi dan SMS Notifikasi Registrasi serta SMS WAP Push Link, untuk Anda mendownload aplikasi menu Java BNI Mobile.
3. Pastikan ponsel Anda memiliki sistem Java MiDP v 2.0, memory tersedia min 140 kb, dan telah diset aktif GPRS, lalu lakukan download dan install aplikasi menu BNI Mobile, melalui SMS WAP Push Link tadi atau melalui Kantor Cabang BNI terdekat.
4. Setelah mendownload dan install aplikasi BNI Mobile, Anda sudah bisa melakukan transaksi non finansial, seperti cek saldo, cek mutasi rekening.
5. Untuk bisa bertransaksi finansial, demi keamanan transaksi, Anda diharuskan melakukan Aktivasi Transaksi Finansial terlebih dahulu di Kantor Cabang BNI terdekat.
Jenis Transaksi di BNI Mobile:
Transaksi Non Finansial
• Informasi saldo seluruh rekening yang Anda miliki dalam 1 CIF (Customer Information File) berupa Tabungan, Giro, Deposito, dan Pinjaman
• Informasi mutasi rekening (5 transaksi terakhir)



Transaksi Finansial
• Transfer Dana antar Rekening BNI
• Pembayaran Tagihan
o Telkom (Telepon,Flexi Classy, Speedy) se-Indonesia
o Kartu Halo, Xplor, Matrix,Starone
o Kartu Kredit (BNI, Citibank, Stanchard, HSBC, GE, ANZ, Niaga, ABN AMRO, Permata, Danamon,Bukopin)
• Pembayaran ZIS & Kurban
• Pembelian Voucher Prabayar (Flexi, Simpati, As, Mentari, IM3, StarOne, XLbebas reguler, extra & jempol,Fren,Esia,3)
Catatan : Jenis transaksi transfer, pembayaran dan pembelian akan terus bertambah untuk kemudahan Anda
Tarif Biaya
BNI Mobile menggunakan koneksi GPRS, sehingga biaya yang akan menjadi beban Nasabah adalah sesuai volume (kilobyte) dan dihitung sesuai tarif GPRS yang diberlakukan operator. Untuk setiap transaksi transfer dikenakan biaya Rp.1.000
Denominasi Pulsa Yang Tersedia Di BNI Mobile
No. Jenis Kartu Nominal Pulsa
1 Simpati 50.000 100.000 150.000 200.000 300.000 500.000 1.000.000
2 Kartu AS 50.000 100.000
3 Mentari 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000
4 IM3 100.000 150.000
5 StarOne 100.000 150.000
6 XL jempol 35.000 50.000 100.000
7 XL bebas Reguler 25.000 50.000 75.000 100.000 150.000 200.000 300.000
8 XL bebas X-tra 50.000 100.000
9 Fren 50.000 100.000 150.000 200.000 300.000 500.000
10 Flexi Trendy 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 350.000 500.000
11 Esia 25.000 50.000 100.000 150.000 250.000
12 3 30.000 50.000 100.000 150.000 300.000 500.000





PANDUAN AKTIVASI DAN SETTING GPRS DI PONSEL
Operator Selular Cara Aktivasi GPRS Cara Setting GPRS di Ponsel
Telkomsel
- Kartu Halo
- Simpati
- Kartu AS Ketik pesan SMS :
GPRS, dan kirim ke 6616 Ketik pesan SMS :
Smerk ponseltype ponsel,

kirim ke 5432

Indosat
- Matrix
- Mentari
- IM-3 Ketik pesan SMS :
ACTGPRS,

kirim ke 888 Ketik pesan SMS : GPRSmerk ponseltipe ponsel

kirim ke :
• Matrix & Mentari à 3000
• IM-3 à 3939

XL
- Xplor
- XL Bebas
- XL Jempol
Ketik pesan SMS : GPRSmerk ponseltipe ponsel

kirim ke 9667

Sumber : BANK BNI