Praktik Mobile Banking Pada Consumer Bank
Bisnis consumer banking didefinisikan sebagai layanan perbankan kepada perseorangan. Bisnis ini berkembang pesat sejak krisis ekonomi melanda Indonesia. Hal ini dipicu oleh banyaknya pelaku ekonomi yang mengalami masalah serius dengan kondisi keuangannya (financial distress).
Merupakan sebuah dampak dari banyaknya eksposur pinjaman bermasalah (non performing loan/NPL) hingga pinjaman macet (bad debt) dari obligor besar yang nilainya mencapai ratusan triliun rupiah sampai saat ini masih direstrukturisasi oleh perbankan sendiri maupun Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Bank-bank saat ini sedang berupaya untuk mencapai kepercayaan dari konsumen. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan teknologi. Peranan teknologi yang tumbuh pesat pada saat ini, harus dimanfaatkan secara cermat dan tepat. Berbagai teknologi menyediakan terobosan-terobosan baru yang bisa digunakan oleh bank dalam usahanya untuk selalu meningkatkan kualitas layanan yang ada.
Mobile Banking (biasa dikenal dengan M-Banking) adalah suatu istilah yang digunakan untuk melakukan check saldo, transaksi, pembayaran dan sebagainya melalui sarana perangkat seluler seperti telepon seluler. Salah satu pengguna mobile banking adalah consumer bank. Kelebihan sistem manajemen perbankan berbasis komputer sangat praktis, mudah dan cepat. Sistem ini juga sangat mudah digunakan oleh banyak pihak di antaranya pihak administrasi, pihak manajemen, karyawan, maupun tamu.
Kelebihan lainnya dari mobile banking menurut pakar multimedia Roy Suryo menilai jaringan m-banking menggunakan sistem pengamanan ganda atau berlapis, yaitu dari operator yang menyediakan infrastruktur jaringan seluler serta dari jaringan sistem perbankan itu sendiri. Sehingga tidak usah khawatir akan penggunaannya.
Selain itu terdapat pula kelemahan dari mobile banking, menurut pakar Internet Onno W. Purbo menyatakan bahwa bahaya keamanan m-banking justru datang dari aspek non teknis. Bahaya tersebut akan datang ketika orang lain dalam hal ini pihak ketiga mengetahui nomor PIN pengguna mobile banking.
Sebagai contoh persaingan mobile banking adalah Bank Mandiri kini sudah melakukan terobosan spektakuler dengan meluncurkan layanan transfer antar bank via SMS.
Tujuannya, untuk memenuhi harapan nasabah yang mengidamkan pelayanan secara cepat, aman, dan nyaman dalam bertransaksi. Bahkan, layanan dengan label SMS Banking Mandiri itu sudah diaplikasikan di hampir semua operator GSM yang ada di Indonesia. Berdasarkan catatan, ada 15 bank yang menjadi tujuan transfer nasabah Bank Mandiri, yaitu BCA, Citibank, Permata, BNI, Lippo, BRI, Niaga, ABN Amro, BTN, BII, Standard Chartered, Danamon, Bank Syariah Mandiri, HSBC, dan Deutch Bank.
Seakan tak mau ketinggalan, Bank Central Asia (BCA) pun terus melakukan terobosan dalam melakukan penetrasi pasar dan mendongkrak kinerja produk layanan mobile BCA atau kondang disebut m-BCA. Sejak digulirkan pada 2001, segudang program pemasaran m-BCA terus digelontorkan di seluruh Indonesia yang melibatkan hampir semua operator telepon seluler seperti Indosat dan Telkomsel.
Yang teranyar adalah bersama operator telepon seluler PT Exelcomindo Pratama (XL) menggelar sebuah exhibition di 14 kantor cabang utama BCA se-Jabotabek. Bagi BCA, mobile banking adalah salah satu wujud pelayanan masa ' depan BCA, disamping internet banking dan phone banking. Dengan m-BCA, tambah Stephen, BCA tetap dapat melayani nasabah kapan pun dan dimana pun nasabah berada, selama dalam jangkauan GSM. "Dengan demikian kebutuhan nasabah akan layanan perbankan dapat terpenuhi tanpa terbatas waktu," tandas dia.
Berkat kegigihan BCA dalam mengembangkan pelayanannya, ia mendapatkan kategori terbaik dalam mobile banking pada malam penganugerahan Consumer Banking Excellence (CBE) Award 2007 pada tanggal 8 Oktober 2007. Anugrah ini diberikan kepada bank-bank atas inovasi mereka dalam produk dan layanan Consumer Banking.
Mobile banking akan membawa revolusi terhadap cara bergaul dengan keluarga dan tetangga, cara berbisnis, cara memperoleh hiburan, cara mengelola keuangan, dan lain-lain. Mobile banking dipandang dari sisi bisnis dikenal dengan terminologi mobile business (m-bussiness) dan dari m-business inilah lahirlah apa yang disebut mobile commerce (m-commerce).
Aplikasi dari mobile banking akan meningkatkan daya tawar bank kepada nasabah sehingga ketersediaan mobile banking memberikan nilai lebih bagi consumer bank.
Persaingan Produk Tabungan Pada Perbankan
Jumat, 12 Oktober 2007 18:00 WIB
(Vibiznews – Consumer Banking) - Lippo bank adalah bank devisa papan atas dengan berbagai produk tabungan seperti Tahapan Lippo, Tahapan Lippo Yunior, Super Savings dan Star Savings. Tidak hanya Lippo bank, bank-bank lain seperti BRI meluncurkan tabungan simpedes yang berhadiah barang.Simpedes menjadi terobosan yang berhasil menjaring dana masyarakat saat itu. Kemudian BCA yang mengeluarkan produk tabungan berhadiah Tahapan dengan hadiah utama uang dengan jumlah yang spektakuler kemudian ada lagi Primadana (PT.Bank Danamon Indonesia ) ,Taplus ( Bank Negara Indonesia 1946).
Perbankan diijinkan menerbitkan 3 produk tabungan, yaitu :
- Saving / tabungan yang bisa disetor-tarik setiap saat dengan menggunakan slip
penarikan dan slip setor.
-Time Deposit/Deposito merupakan simpanan dengan jangka waktu tertentu
- Current Account/ rekening giro, hanya bisa ditarik dengan Cek atau Bilyet Giro.
Pola persaingan perbankan semakin ketat. Hal ini diprofokatori dengan insentif bagi para Marketing Officer. Perang produk tabungan hadiah ini menandakan terjadinya :
1.Kanibalisme produk : Dalam rangka mengejar hadiah, atas saran Marketing officer tidak jarang para deposan diminta mengalihkan dana deposito ke tabungan dengan tujuan untuk kumpulkan point undian dengan harapan bisa meraih hadiah utama
2. Kerancuan produk : Nasabah rekening giro berupaya mendapatkan hasil yang lebih besar karena jasa giro umumnya lebih kecil dibanding bunga tabungan. Nasabah rekening giro lebih suka memarkir dananya di rekening tabungan. Kerancuan terjadi karena meskipun sama-sama bisa ditarik setiap saat tetapi dana di tabungan berbeda sifat dengan rekening giro.
3.Data Tabungan berpotensi tidak akurat.
Hal ini dikarenakan bank menawarkan pada nasabah fasilitas standing instruction
untuk melakukan pemindah bukuan dana secara otomatis baik dari tabungan ke
rekening giro saat nasabah ada penarikan Giro Bilyet maupun Cek ataupun sebaliknya
dari rekening giro ke tabungan saat ada kelebihan dana direkening giro .
4. Extra Cost
Peningkatan service perbankan melalui penyediakan ATM,phone banking,online
system disisi lain terdapat biaya yang harus ditanggung nasabah .Disinilah muncul biaya administrasi yang tidak jarang menjadi memberatkan karena dibebankan secara prorata .
Beberapa solusi yang ditawarkan bagi keempat masalah diatas antara lain :
1. Bank Indonesia harus melakukan renovasi,melakukan pembaharuan dengan menata ulang dan pengawasan produk perbankan agar situasi kanibalisme dan kerancuan produk tidak terus berlanjut.
2. Bank Indonesia perlu melakukan pengawasan terhadap hadiah yang berpotensi berlebihan untuk menghindari persaingan yang tidak sehat dimana pada akhirnya nasabah kebanyakan yang akan dirugikan.
3. Perbankan ditunjang dengan systemnya yang canggih perlu kreatif ciptakan produk yang layak untuk masing-masing segmen pasar yang dibidik.Sebagai contoh: untuk
pengusaha diciptakan rekening giro yang kompetitif,dengan jasa giro yang fair.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar